17 Ramadan: Pecahnya Perang Badar
7/07/2015
Setelah umat Islam mengalami intimidasi,
kesulitan, dan duka meninggalkan kampung halaman mereka di Mekah. Meninggalkan
harta dan keluarga di sana. Rasulullah ﷺ mengadakan rencana penyergapan kafilah
Quraisy. Hal itu merupakan respon dari permusuhan yang mereka lakukan selama
ini. Para sahabat Muhajirin dan Anshar pun berkumpul dan bersiaga melakukan
penyergapan.
Namun
rencana dan persiapan matang bukanlah sesuatu yang pasti terjadi. Manusia
sekelas Rasulullah ﷺ pun hanya mampu berencana, namun Allah ﷻ melakukan apa yang
Dia kehendaki. Penyergapan gagal. Kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan
bin Harb berhasil melarikan diri. Malah Quraisy berbalik melakukan persiapan
matang untuk berperang. Mereka hendak memberi pelajaran kelompok kecil kaum
muslimin agar orang-orang se-Jazirah Arab jangan pernah meremehkan Quraisy.
Begitu kata Abu Jahal.
Nabi ﷺ bersama para
sahabatnya keluar dari Madinah pada tanggal 12 Ramadhan tahun 2 H. Beliau ﷺ tidak mewajibkan
setiap kaum muslimin untuk ambil bagian menuju Badar. Karena keberangkatan ini
hanya bertujuan menyergap kafilah Quraisy bukan untuk berperang. Hanya untuk menghadang
kafilah yang membawa 1000 onta, 50.000 dinar emas, dan hanya dijaga oleh 40
orang. Tentu saja hal ini sebagai balasan dari perbuatan Quraisy yang telah
merampas harta mereka selama di Mekah. Namun sayang, rencana ini berhasil
diketahui Abu Sufyan. Ia pun mengubah rute kafilahnya.
Mengetahui
pergerakan umat Islam dari Madinah, Quraisy segera menyiapkan pasukan besar
untuk berperang. Mereka membawa 1300 pasukan. 600 di antaranya pasukan berbaju
besi. Dan 100 di antaranya penunggang kuda. Mereka juga membawa onta dalam
jumlah yang besar. Sementara kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang. Ada yang
mengatakan 319 orang. 83 di antaranya adalah kaum Muhajirin.
Nabi ﷺ duduk khusyuk
bermunajat kepada Rabbnya. Memohon pertolongan kepada Maha Penolong. Beliau ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا
وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ
الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
“Ya
Allah, penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa yang telah Engkau
janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka
tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim no
1763).
Dalam
riwayat lain
اللّهُمّ هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا
وَفَخْرِهَا ، تُحَادّك وَتُكَذّبُ رَسُولَك ، اللّهُمّ فَنَصْرَك الّذِي
وَعَدْتنِي ، اللّهُالْغَدَاةَ مّ أَحِنْهُمْ
“Ya
Allah, Inilah Quraisy. Mereka datang dengan segala kesombongan dan kebanggan
mereka. Mereka menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan
kemenangan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka
pada pagi ini.” (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164).
Sampai-sampai
rida’ beliau terjatuh dari pundaknya karena begitu tingginya beliau mengangkat
tangannya ke arah langit. Melihat keadaan demikian, Abu Bakar merasa tak sampai
hati. Ia taruh kembali rida’ Nabi ﷺ di atas pundaknya dan mendekapkannya.
Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Nabi Allah, munajatmu kepada Rabbmu telah
mencukupi. Dia pasti memenuhi apa yang Dia janjikan kepadamu”. Nabi ﷺ pun keluar dari
tendanya, kemudian membacakan firman Allah ﷻ,
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
“Golongan
itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” (QS:Al-Qamar |
Ayat: 45).
Perang
besar pertama ini pun dimenangkan oleh kaum muslimin. 70 orang-orang musyrik
tewas di medan Badar. Di antara mereka adalah tokoh-tokoh Quraisy. Seperti: Abu
Jahal, Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabiah, Umayyah bin Khalaf, al-Ash bin
Hisyam bin al-Mughirah. Dari pihak kaum muslimin, 14 orang menemui syahidnya. 6
orang Muhajirin. Dan 8 orang Anshar. Perang ini terjadi pada tanggal 17
Ramadhan 2 H (ar-Rahiq
al-Makhtum oleh
al-Mubarakfury, Hal: 197-201).
Kemenangan
ini benar-benar berdampak positif terhadap kaum muslimin. Ini merupakan
‘hadiah’ dari Allah ﷻ atas kesabaran orang-orang yang beriman.
Orang-orang Arab pun segan terhadap negara Madinah. Sebagaimana juga
orang-orang Quraisy tidak lagi meremehkan kaum muslimin dan terus-menerus
menganggap mereka lemah.
__
Sumber:
KisahMuslim, edisi 5 Juli 2015, diakses 7 Juli 2015 pukul 09.00 wib
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload