Biografi Imam Syafi'i
5/15/2015
Nama Lengkap
|
:
|
Abu Abdillah
Muhammad bin Idris As-Syafi'i Al-Muttalibi Al-Qurashi
|
Gelar
kehormatan
|
:
|
Alimul Ashr,
Nashirul Hadits, Imam Quraish, Al-Imam Al-Mujaddid, Faqihul Millah
|
Tempat/tahun
lahir
|
:
|
Gaza (Palestina),
767 M / 150 H
|
Tempat/tahun
meninggal
|
:
|
Kairo
(Mesir), 820 M / 204 H
|
Ayah
|
:
|
Idris bin
Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin
Hasyim bin Al-Muttalib bin Abdu Manaf
|
Ibu
|
:
|
Fatimah
binti Abdullah Al-Uzdiyah
|
Istri
|
:
|
Hamidah
binti Nafi` bin Unaisah bin Amru bin Utsman bin Affan
|
Anak
|
:
|
Abu Utsman,
Abul Hasan, Fatimah, dan Zainab
|
Nasab imam Syafi’I dari pihak ayahnya adalah Muhammad
bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi` bin Sa`ib bin Abid bin Abu Yazid bin
Hisyam bin Muthalib bin Abdu Manaf bin Qusayyi bin Kilab bin Murrah, nasab
beliau bertemu dengan Rasulullah saw. pada Abdu Manaf bin Qusayyi.
Sedangkan dari pihak ibunya adalah Fatimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui Hasyimiyah melahirkan keturunan kecuali Imam Ali bin Abi Thalib dan Imam Syafi`i.
Sedangkan dari pihak ibunya adalah Fatimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui Hasyimiyah melahirkan keturunan kecuali Imam Ali bin Abi Thalib dan Imam Syafi`i.
Beliau dilahirkan pada tahun 150 H, bertepatan dengan
dimana Imam Abu Hanifah meninggal dunia. Dia dilahirkan di desa Ghazzah,
Asqalan. Ketika usianya mencapai dua tahun, ibunya mengajak pindah ke Hijaz
dimana sebagian besar penduduknya berasal dari Yaman, ibunya sendiri berasal
dari Azdiyah. Lalu keduanya menetap di sana. Akan tetapi saat usianya telah
mencapai sepuluh tahun, ibunya mengajak pindah ke Makkah lantaran khawatir akan
melupakan nasabnya.
Imam Syafi`i sejak kecil hidup dalam kemiskinan, pada
waktu dia diserahkan ke bangku pendidikan, para pendidik tidak memperoleh upah
dan mereka hanya terbatas pada pengajaran. Akan tetapi setiap kali seorang guru
mengajarkan sesuatu pada murid-murid, terlihat Syafi`i kecil denga ketajaman
akal pikiran yang dimilikinya mampu menangkap semua perkataan serta penjelasan
gurunya. Setiap kali gurunya berdiri untuk meninggalkan tempatnya, Syafi`i
kecil mengajarkan kembali apa yang dia dengar dan dia pahami kepada anak-anak
yang lain, sehingga dari apa yang dilakukan Syafi`i kecil ini mendapatkan upah.
Sesudah usianya menginjak ke tujuh, Syafi`i telah berhasil menghafal al-Qur`an
dengan baik.
Imam Syafi`i bercerita: “Saat kami menghatamkan
al-Qur`an dan memasuki masjid, kami duduk di majlis para ulama. Kami berhasil
menghafal beberapa hadits dan beberapa masalah Fikih. Pada waktu itu, rumah
kami berada di Makkah. Kondisi kehidupan kami sangat miskin, dimana kami tidak
memiliki uang untuk membeli kertas, akan tetapi kami mengambil tulang-tulang
sehingga dapat kami gunakan untuk menulis.”
Pada saat menginjak usia tiga belas tahun, dia juga
memperdengarkan bacaan al-Qur`an kepada orang-orang yang berada di Masjid
al-Haram, dia memiliki suara yang sangat merdu. Suatu ketika Imam Hakim
menceritakan hadits yang berasal dari riwayat Bahr bin Nashr, bahwa dia
berkata: “Jika kami ingin menangis, kami mengatakan kepada sesama teman “Pergilah
kepada Syafi`i!” jika kami telah sampai dihadapannya, dia memulai membuka
dan membaca al-Qur`an sehingga manusia yang ada di sekitarnya banyak yang
berjatuhan di hadapannya lantaran kerasnya menangis. Kami terkagum-kagum dengan
keindahan dan kemerduan suaranya, sedemikian tinggi dia memahami al-Qur`an
sehingga sangat berkesan bagi para pendengarnya.
1.
Muslim bin Khalid al-Zanji,
seorang Mufti Makkah pada tahun 180 H. yang bertepatan dengan tahun 796 M. dia
adalah maula Bani Mkhzum.
2.
Sufyan bin Uyainah
al-Hilali yang berada di Makkah, dia adalah salah seorang yang terkenal
kejujuran dan keadilannya.
3.
Ibrahim bin Yahya, salah
satu ulama di Madinah.
4.
Malik bin Anas, Imam
Syafi`i pernah membaca kitab al-Muwatha` kepada Imam Malik sesudah dia
menghafalnya diluar kepala, kemudian dia menetap di Madinah sampai Imam Malik
wafat pada tahun 179 H. bertepatan dengan tahun 795 M.
5.
Waki` bin Jarrah bin Malih
al-Kufi.
6.
Hammad bin Usamah
al-Hasyimi al-Kufi
7.
Abdul Wahab bin Abdul Majid
al-Bashri.
Keistimewaan Imam Syafi`i
1.
Keluasan ilmu pengetahuan
dalam bidang sastera serta nasab, yang sejajar dengan al-Hakam bin Abdul
Muthalib, dimana Rasulullah saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya Keturunan
(Bani) Hasyim dan keturunan (Bani) Muthalib itu hakekatnya adalah satu.”
(H.R. Ibnu Majah, dalam kitab yang menjelaskan tentang Wasiat, bab “Qismah
al-Khumus,” hadits no. 2329.)
2.
Kekuatan menghafal
al-Qur`an dan kedalaman pemahaman antara yang wajib dan yang sunnah, serta
kecerdasan terhadap semua disiplin ilmu yang dia miliki, yang tidak semua
manusia dapat melakukannya.
3.
Kedalaman ilmu tentang
Sunnah, dia dapat membedakan antara Sunnah yang shahih dan yang dha`if. Beliau
juga terkenal dengan ketinggian ilmunya dalam bidang ushul fiqih, mursal,
maushul, serta perbedaan antara lafal yang umum dan yang khusus.
4.
Imam Ahmad bin Hambal
berkata, “Para ahli hadits yang dipakai oleh Imam Abu Hanifah tidak
diperdebatkan sehingga kami bertemu dengan Imam Syafi`i. Dia adalah manusia
yang paling memahami kitab Allah swt. dan Sunnah Rasulullah saw. serta sangat
peduli terhadap hadits beliau.”
5.
Karabisy berkata, “Imam
Syafi`i adalah rahmat bagi umat Nabi Muhammad saw.” (Karabisy dinisbatkan
pada profesi penjual pakaian, namanya adalah Husain bin Ali bin Yazid.)
6.
Dubaisan (Namanya adalah
Abu Dubais bin Ali al-Qashbani) berkata: Kami pernah bersama Ahmad bin
Hambal di Masjid Jami` yang berada di kota Baghdad, yang dibangun oleh
al-Manshur, lalu kami datang menemui Karabisy, lalu kami bertanya: Bagaimana
menurutmu tentang Syafi`i ? kemudian dia menjawab: Sebagaimana apa yang kami
katakan bahwa dia memulai dengan Kitab (al-Qur`an), Sunnah, serta ijma` para
ulama`. Kami orang-orang terdahulu sebelum dia tidak mengetahui apa itu
al-Qur`an dan Sunnah, sehingga kami mendengar dari Imam Syafii tentang apa itu
al-Qur`an Sunnah dan ijma`. Humaidi berkata: Suatu ketika kami ingin mengadakan
perdebatan dengan kelompok rasionalis kami tidak mengetahui bagaimana cara
mengalahkannya. Kemudian Imam Syafi`i datang kepada kami, sehingga kami dapat
memenangkan perdebatan itu. Imam Ahmad bin Hambal berkata: Kami tidak pernah
melihat seseorang yang lebih pandapai dalam bidang fiqih (faqih) terhadap
al-Qur`an daripada pemuda quraisy ini, dia adalah Muhammad bin Idris al-Syafi`i.
7.
Ibnu Rahawaih pernah
ditanya, “Menurut pendapatmu, bagaimanakah Imam Syafii dapat menguasai
al-Qur`an dalam usia yang masih relatif muda?” lalu dia menjawab: “Allah
swt. mempercepat akal pikirannya lantaran usianya yang pendek.”
8.
Rabi` berkata, Kami
pernah duduk bersama di Majelisnya Imam Syafi`i setelah beliau meninggal dunia
di Basir, tiba-tiba datang kepada kami orang A`rabi (badui). Dia mengucapkan
salam, lalu bertanya: Dimanakah bulan dan matahri majleis ini ? lalu kami
mejawab: Dia telah wafat. Kemudian dia menangis lalu berkata: Semoga Allah swt.
memncurahkan rahmat dan mengampuni semua dosanya. Sungguh beliau telah membuka
hujjah yang selama ini tertutup, telah merubah wajah orang-orang yang ingkar
dan juga telah membuka kedok mereka, dan juga telah membuka pintu kebodohan
disertai penjelasannya, lalu tidak beberapa lama orang badui itu pergi.
Sikap Rendah Hati yang dimiliki Imam Syafi`i
Hasan bin Abdul Aziz al-Jarwi al-Mishri mengatakan,
bahwa Imam Syafii pernah berkata: Kami tidak menginginkan kesalahan terjadi
pada seseorang, kami sangat ingin agar ilmu yang kami miliki itu ada pada
setiap orang dan tidak disandarkan pada kami. Imam Syafi`i berkata: Demi
Allah kami tidak menyaksikan seseorang lalu kami menginginkan kesalahan
padanya. Tidaklah bertemu dengan seseorang melainkan kami berdo`a “Ya Allah,
jadikanlah kebenaran ada pada hati dan lisannya ! jika kebenaran berpihak
kepada kami, semoga dia mengikuti kami, dan jika kebenaran berpihak kepadanya
semoga kami mampu mengikutinya. Imam Syafii adalah Pakar Ilmu Pengetahuan dari
Quraisy. Imam Ahmad bin Hambal berkata: Jika kami ditanya tentang satu masalah
dan kami tidak mengetahuinya, maka kami menjawab dengan menukil perkataan
Syafi`i, lantaran dia seorang imam besar yang ahli dalam ilmu pengetahuan yang
berasal dari kaum Quraisy. Dalam suatu hadits diriwayatkan dari Rasulullah saw.
bahwa beliau bersabda: “Orang alim dari Quraisy ilmunya akan memenuhi bumi.” (Manaqib
karya Imam Baihaqi, juz 1, hlm. 45.)
Ar-Razi berkata, “Kriteria orang orang yang disebutkan
di atas ini akan terpenuhi apabila seseorang memiliki kriteria sebagai berikut
: Pertama; berasal dari suku Quraisy. Kedua; memiliki ilmu pengetahuan yang sangat
luas dari kalangan ulama. Ketiga; memiliki ilmu pengetahuan yang luas, dan
dikenal oleh penduduk Timur dan Barat. Benar kriteria di atas hanya terdapat
pada diri Imam Syafi`i, dia adalah seorang ahli ilmu pengetahuan yang berasal
dari suku Quraisy.”
1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah)
2. Al-Risalah al-Jadidah.
3. Ikhtilaf al-Hadits.
4. Ibthal al-Istihsan.
5. Ahkam al-Qur`an.
6. Bayadh al-Fardh.
7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi.
8. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
9. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
10. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
11. Fadha`il al-Quraisy
12. Kitab al-Umm
13. Kitab al-Sunan
Wafatnya Imam Syafi`i.
Beliau menderita penyakit ambeien pada akhir hidupnya,
sehingga mengakibatkan beliau wafat di Mesir pada malam Jum`at sesudah salat
Maghrib, yaitu pada hari terakhir di bulan Rajab. Beliau di makamkan pada Hari
Jum`at pada tahun 204 H. bertepatan tahun 819/820 M. makamnya berada di kota
Kairo, di dekat masjid Yazar, yang berada dalam lingkungan perumahan yang
bernama Imam Syafi`i.
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload