Mujahidin kok Nggak Kayak Mujahidin?
11/05/2015
Apa bayangan anda ketika mendengar istilah "Mujahidin" di bumi
jihad Syam, bagaimana persepsi anda tentang mereka?
Sosok
ideal dalam beragama ditambah keberanian karena Allah, menukar dunia dengan
akhirat! Mungkin saja anda mengkhayalkan seperti ini:
- Penampilan
sangat "nyunnah" dan sempurna (tidak isbal dan berjenggot penuh
kharisma spiritual) sambil memanggul senjata
- Ilmu
keislaman yang matang, mereka menghafal dan memahami isi Qur'an. Sementara ilmu
syariat sudah di luar kepala
- Kitab-kitab
para ulama adalah santapan di waktu kosong mereka sembari menunggu bom musuh
- Kehidupan
sehari-hari penuh wibawa, selalu dihiasi oleh ibadah, baik yang wajib dan
sunnah, mereka senantiasa mengurangi atau menjauhi perkara yang mubah
- Mereka
sama dengan para tholabul ilmi di sini, namun di sana dilengkapi dengan senjata
untuk melawan musuh
Demi
Allah jika anda membayangkan semua mujahidin Suriah ideal seperti itu maka
lupakan bahwa Syam adalah bumi jihad. Mudah bagi anda untuk berjumpa dengan
mujahidin yang memakai kaos oblong dan celana jeans ketat isbal di bawah mata
kaki serta sepatu kets. Atau pakaian-pakaian gaul anak muda lainnya.
Mereka,
para Mujahidin memang banyak yang masih awam agamanya dan membutuhkan banyak
bimbingan dari para ahli ilmu. Banyak dari mereka dahulunya hanyalah anak-anak
"alay" yang biasa tongkrongan di keramaian.
Tapi di
tangan mereka itulah kehormatan kaum muslimin Suriah kembali terangkat, mereka
lah yang mengangkat senjata untuk membalas tertumpahnya darah kaum muslimin
secara keji oleh Syi'ah Nushairiyah dan konco-konconya.
Mungkin
anda akan kaget ketika ke Suriah dan menemukan banyak mujahidin yang memiliki
kekurangan, seperti masih merokok, gagap membaca Qur'an, shalat tidak tepat
waktu, bercanda ngelantur, belum "kenal kajian sunnah", mencukur
jenggot dan perkara-perkara mubah, makruh, bid'ah atau dosa kecil lainnya.
Namun itu
semua tidak bisa menutupi amalan jihad yang mereka lakukan, demi membela agama
Allah dan menjaga darah kaum muslimin Suriah. Bahkan butiran debu yang sempat
menempel di sepatu mereka ketika mengawasi pergerakan musuh, mungkin lebih
mulia daripada amalan anda sebagai tholabul ilmi ketika berkarya di depan
laptop atau berkumpul menghadiri majelis-majelis ilmu bersama ustadz kibar
seminggu 2x.
Udara
dingin yang bergesekan dengan kulit mereka jauh lebih berkah daripada seluruh
harta benda berharga milik anda di tempat aman. Pakaian lusuh di tanah ribath
lebih dekat kepada parfum surga. Senyuman indah para pengantri hadiah
kesyahidan kan segera tertulis dalam keabadian!
Mereka
telah melakukan amalan jihad melawan rezim Syi'ah Nushairiyah. Sedikit demi
sedikit kini rakyat Suriah bergelombang kembali pada agamanya, termasuk para
mujahidin.
Insya
Allah seiring waktu bumi Syam terus akan menjadi tempat yang sangat mulia
bersama dengan kelembutan hati para penduduknya....
Jika mau
adil melihat ke belakang, maka wajar jika rakyat Suriah memiliki banyak
kekurangan. Dahulu mereka hidup di bawah rezim kejam yang menjauhkan kaum
muslimin di sana dari dinul Islam. Najis kekufuran menginjak-injak kehormatan
agama Tauhid di tanah yang diberkahi.
Hukum
darurat rezim Ba'ats-Nushairy mencengkeram ke segala penjuru kehidupan. Segala
perkumpulan dibredel, upaya oposisi politik kan digulung ke penjara. Tak ada
majelis-majelis ilmu tanpa izin, tak boleh ada gerakan untuk penegakan
syari'at, Islam hanya menjadi Islam-Islaman dalam bentuk seremonial dan
pencapaian individu semata. Intel rezim tersebar dimana-mana, mematai-matai,
satu tuduhan berbuah hilangnya sebuah keluarga dari masyarakat.
Dengan
segala keterbatasan, kebodohan dan kekurangannya, mereka bangkit melawan dengan
apa adanya yang membawa kaki mereka. Nyanyian kebebasan, asma Allah dan
teriakan takbir mengiringi revolusi di musim semi itu, mengguncang kursi
diktator Nushairiyah setelah 40 tahun. People power akhirnya menjadi sarana
melawan rezim, sesuatu yang terus disesalkan dan diungkit-ungkit oleh banyak
orang hingga kini.
Darah
akhirnya tertumpah seperti air Kelapa! Penangkapan, penyiksaan, pemerkosaan,
pembantaian, penembakan adalah tanggapan rezim atas berkumpulnya orang-orang.
Membenturkan para penjahat syabihah dengan orang-orang biasa. Tentara Sunni
sengaja dikomandokan untuk menghabisi desa-desa Ahlusunnah pendukung revolusi.
Segala upaya nasehat untuk menghentikan kafir Assad dalam melakukan tindakan
pembantaian rakyatnya tak ada artinya bagi si kafir itu.
Jihad
pecah!
Dimulai
dari sekelompok laki-laki yang melawan ribuan tentara profesional. Bersama para
tentara Ahlusunnah yang membelot perlawanan makin membesar seperti api. Hanya
pecundang yang lari dari jihad walaupun ia memakai baju "tokoh agama"
(Masyaikh), ilmu dan hafalan kitab di balik batok kepala mereka tak mampu
mengalahkan berkeraknya nifaq di dalam hatinya. (risalah.tv, edisi 4/11/15)
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload