Tiga Strategi agar NU Tidak Hancur
10/30/2015
Di
hadapan 200 lebih peserta seminar bertajuk “Menyikapi Konflik Sunni-Syiah dalam
Bingkai NKRI,” kyai yang juga wakil ketua LBM PBNU, Dr KH Kholil Nafis Lc MA mengingatkan
bahwa aliran-aliran radikal bisa menghancurkan NU sebagai aliran moderat pada tahun 2030.
"Mereka
punya uang dan menargetkan NU akan habis pada 2030, karena kelompok Syiah saat
ini sudah memiliki 61 organisasi di Jawa dan 23 organisasi di luar Jawa,"
katanya dalam seminar yang diadakan Aswaja Center PWNU Jatim di Surabaya,
Kamis.
Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat dan dosen UI itu juga menjelaskan sebaran puluhan organisasi Syiah yang
ada di Indonesia.
"Tidak
hanya itu, para aktivis Syiah dari berbagai organisasi itu pun sudah ada
puluhan orang yang menjadi politisi Senayan lewat PAN, PDIP, dan sebagainya,
sedangkan kelompok radikal lainnya sudah merasuki anak-anak muda NU,"
katanya.
Bahkan,
kelompok Syiah juga sudah membuat 25 saluran website/laman, lima saluran
radio/TV, dan 33 lembaga penerbitan. "Karena itu, NU jangan diam
saja," kata Sekretaris Program Studi Timur Tengah di UI itu.
Dalam
seminar yang juga pembicara lain, Prof Dr Mohammad Baharun SH MA (Ketua Komisi
Hukum MUI Pusat), Habib Ahmad Zein al-Kaf (Ketua Al-Bayyinat Jatim), dan Prof
Dr Musta'in Masyhud (Unair), ia menyarankan tiga strategi yang perlu dilakukan
NU.
"Ketiga
strategi adalah BUDAYA, KEBIJAKAN, dan INOVASI. Budaya itu cara-cara yang
santun, seperti pembinaan kepada masyarakat yang sudah tersesat menjadi Syiah,
namun strategi kebudayaan itu bagus tapi lama prosesnya," katanya.
Oleh
karena itu, perlu diimbangi dengan strategi kebijakan dan inovasi.
"Strategi kebijakan itu, misalnya, pernyataan tegas bahwa Syiah itu sesat
melalui MUI atau perda (peraturan daerah). Untuk strategi inovasi adalah
strategi rekayasa sosial yang meneladani cara-cara walisongo, tapi bukan lagi
melalui budaya seperti tahlil, dibaan, tapi melalui inovasi, seperti
laman/website khusus Aswaja, twitter, facebook, youtube, BBM, SMS, dan
sebagainya." (muslimedianews.com - Antara Jatim).
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload