Seratus Smart City untuk Mengejar Ketertinggalan (2)
9/09/2015
Di India dimulai oleh Gubernur Modi dari kota prototipe Gandhinagar di
Gujarat. Langsung dikopi PM Modi ke seratus kota di semua negara bagian di
India.
Dari mana para wali kota itu dapat pembiayaan? Bukankah bantuan pusat
hanya kecil? Hanya lebih berfungsi sebagai stimulus.
Pusat mengizinkan pemkot menjalin kerja sama dengan investor. Maka
investor asing akan banyak menyerbu negara itu. Mereka sangat percaya dengan
reputasi dan prestasi PM Modi. India memang sudah lama meninggalkan prinsip
swadesi atau berdikari. Sejak negara itu terancam bangkrut tahun 1989.
Sebagai negara demokrasi yang multipartai, program raksasa ini bukan
tidak menghadapi tantangan. Apalagi, India juga menganut sistem desentralisasi
yang kuat. Pengkritiknya tiap hari membuat bising media sosial. Yang meragukan
kesiapan birokrasinya lah.
Yang mengecam kemampuan pemerintah daerahnya lah.
Yang mengkhawatirkan merebaknya korupsi lah.
Yang ketakutan akan modal asing lah.
Dan seterusnya. Sangat mirip seperti kita di Indonesia. Bahkan lebih banyak
nehi-nehinya lagi.
”Yang diperlukan India adalah bantuan untuk membangun jutaan kakus umum.
Bukan seratus smart
city,” tulis aktivis di Twitter.
Tapi, Modi dikenal sangat keras dengan prinsipnya. Juga rasionalitasnya.
Meski mengalahkan pemerintahan lama yang berbeda partai, Modi tetap meneruskan
kebijakan ekonomi yang sudah terbukti sangat baik itu. Bahkan lebih agresif
lagi. India sudah lebih sepuluh tahun berpengalaman mengatasi keruwetan
membangun jalan tol. Terutama problem pembebasan tanahnya.
Ribuan gugatan dilancarkan para pemilik tanah. Jalan tol akan menggusur
dan memiskinkan mereka. Sidang-sidang di pengadilan berjalan terus. Tapi,
pembangunan jalan tol tidak berhenti. Sejak membangun jalan tol pertamanya
sepanjang 27 km di dekat ibu kota New Delhi, kini India memiliki lebih 1.000 km
jalan tol. Dan masih ribuan kilometer yang dalam proses pengerjaan. Satu
perusahaan Spanyol saja, Isolux Corsan, mendapat konsesi selama 30 tahun untuk
membangun jalan tol sepanjang 600 km. Yakni antara Mumbai ke Gujarat.
Pembangunan jalan tol itu semula ributnya bukan main. Sempat macet
beberapa tahun. Tapi, lama-kelamaan rakyat merasakan enaknya lewat jalan tol.
Bahkan bila gerbang tolnya bikin macet sedikit saja sudah marah. Banyak
gerbang tol yang dirusak gara-gara lama antre bayar tol. Terpaksa
pemerintahnnya turun tangan. Diubah semua menjadi gerbang tol otomatis.
(halaman 1 dan 3)
Oleh: Dahlan Iskan
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload