Seratus Smart City untuk Mengejar Ketertinggalan (1)
9/09/2015
INILAH kejutan terbaru dari pimpinan baru India hasil
pemilu tahun lalu: membangun sekaligus seratus smart city. Kota baru yang didesain
langsung meloncat menggunakan serba teknologi informasi. ”Ini memang janji
dalam kampanye pemilu tahun lalu,” ujar Perdana Menteri (PM) India Narendra
Modi seperti dikutip luas media di India.
Yang menarik adalah cara mewujudkan program itu. Pemerintah pusat
menawarkan kepada semua wali kota yang berminat membangun kota baru. Pemerintah
pusat akan memberikan bantuan dana. Tidak semua usulan diterima. Dibatasi
seratus kota baru. Dana yang disediakan memang tidak besar, hanya Rp 15
triliun.
Usulan itu akan dinilai berdasar 13 kriteria. Antara lain keseriusan
wali kotanya. Ini bisa dilihat dari track
record (rekam jejak)
wali kota dan pemerintahannya selama ini. Juga dilihat kedisiplinannya dalam menggunakan
anggaran. Kesiapan aparatnya. Kemampuan mengelola sumber pendapatan. Yang tidak
mencapai skor 70 langsung digugurkan.
Dalam enam bulan proses seleksi itu sudah selesai. Bulan lalu nama-nama
calon seratus kota cerdas itu sudah diumumkan (lihat daftarnya di JPNN.com). Yang terbanyak dari
Negara Bagian Gujarat, kampung halaman sang PM. Tujuh kota. Ini bukan karena
kolusi. Gujarat memang paling siap.
Sejak saya ke Gujarat enam tahun lalu, negara bagian kelahiran Mahatma
Gandhi itu sudah memiliki pengalaman membangunsmart city.
Yakni kota baru di dekat Gandhiabad, yakni Gandhinagar. Saya pernah
menuliskannya waktu itu. Berarti dalam waktu dekat akan ada enam kota lagi yang
dibangun dengan konsep seperti Gandhinagar.
Pengalaman membangun Gandhinagar itulah yang rupanya memberikan
inspirasi bagi PM Modi untuk membangun seratussmart city di seluruh India. Waktu itu Modi
memang menjadi gubernur Gujarat. Dua periode (2003–2012). Sukses besar.
Pertumbuhan ekonomi Gujarat, selama masa pemerintahannya, adalah yang tertinggi
di antara seluruh negara bagian di India. Sampai 10,3 persen. Menyamai prestasi
pertumbuhan ekonomi di Tiongkok saat itu.
India kini memang lagi jadi ”bintang ekonomi” Asia. Terutama setelah
pertumbuhan ekonomi Tiongkok merosot dua tahun terakhir. Apalagi, negara-negara
yang termasuk ”bintang dunia” (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika
Selatan) mengalami penurunan ekonomi, kecuali India.
India yang selama ini kita kenal dengan kota-kotanya yang kotor dan kumuh
kelihatannya menuju proses perubahan yang drastis. Tidak mau kalah dengan
Tiongkok. Bahkan langsung meloncat. Di Tiongkok gerakan itu dimulai dari
kota prototipe Shenzhen. Lalu menginspirasi Wali Kota Dalian, Provinsi
Liaoning, Li Keqiang (kini PM Tiongkok). Sukses Dalian ditiru secara masal oleh
seluruh kota di negara itu. (halaman 2 dan 3)
Oleh: Dahlan Iskan
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload