Inilah Penjelasan Jamaah Haji Indonesia tentang Isu-Isu Seputar Kejadian Mina
9/26/2015
Akhirnya saya coba menjalani apa yang dilakukan para
jamaah dengan melontar jumrah pada waktu yang afdhol di pagi hari.
Perjalanan dari maktab ke lokasi
jamarat hingga kembali ke maktab dengan jarak tempuh sekitar 10 km pulang pergi
dapat ditempuh dalam waktu 2 jam.
Bayangkan jutaan umat manusia
berjalan bersama untuk melontar jumrah. Kami semua berjalan sesuai jalur dan waktu
yang ditentukan oleh penyelenggara haji.
Alhamdulillah tidak ada halangan
berarti. Fasilitas melontar jumrah telah dibangun hingga 4 lantai agar dapat
menampung jutaan jamaah, dibuatkan pembagian jalur di tiap negara itu lah
kenapa dalam musibah Mina yang terbanyak menjadi korban dari benua Afrika,
karena memang lokasi kejadian adalah jalur khusus jamaah asal Afrika. Jika ada
jamaah Indonesia yang menjadi korban diduga karena tersesat dan terjebak di
lokasi kejadian atau memang jamaah menganggap melontar jamaah harus melontar di
lantai satu (ada sebagian jamaah Indonesia memiliki pandangan demikian).
Jalur menuju jamarat Indonesia
bersama negara negara Asia Tenggara, Asia Timur, pecahan Uni Soviet dan
beberapa India, Pakistan atau Bangladesh. Bersama jamaah asal negara tersebut
membuat perjalanan menuju jamarat menjadi menyenangkan karena terasa seperti
jalan santai. Akan berbeda halnya bila bersama dengan jamaah asal Afrika, sudah
menjadi rahasia umum seluruh jamaah haji di dunia tahu bahwa karakter jamaah
asal Afrika suka terburu buru, tidak suka antri, kurang sabar dan kadang tidak
peduli orang lain sehingga beberapa sering menyakiti orang lain.
Sepanjang perjalanan bangunan
terowongan Mina sangat membantu mempercepat perjalanan, tidak seperti anggapan sebagian orang bahwa bangunan tersebut seperti penjara beton,
bahkan berhala. Nyaman karena petugas berjaga di sepanjang perjalanan, siap
memercikkan air di wajah jamaah yang kepanasan, mengarahkan jamaah agar tidak
salah jalur, disediakan jalur eskalator membantu sedikit jamaah yang kelelahan,
bahkan ada polisi yang membantu seorang anak kecil untuk melontar jumrah.
Beberapa kejadian yang berpotensi
menimbulkan musibah segera diantisipasi petugas, seperti:
1.
Jamaah berjalanan berlawanan arah, pasti akan dilarang petugas
dan berjalan mengikuti jalur yang ada.
2.
Jamaah yang berjalan terburu buru sehingga tidak peduli menabrak
orang sekitarnya hingga jatuh. Paling banyak kejadian seperti ini bila berjalan
beriringan dengan jamaah asal Afrika. Alhamdulillah jalur Indonesia berbeda
dengan mereka.
3.
Jamaah, beberapa jamaah, atau rombongan jamaah tiba2 berhenti di
tengah jalur sehingga mengganggu perlintasan jamaah lain. Saya saja saat ingin
memperbaiki sandal diminta bergeser ke tepi agar tidak mengganggu jamaah lain.
Bahkan petugas tidak segan memaksa jamaah untuk segera bergerak agar tidak
memicu kebuntuan.
4.
Melontar jamrah sembarang tanpa memperhatikan jamaah di
sekitarnya karena terkadang saat tidak tepat sasaran akan mengenai atau melukai
jamaah lain.
5.
Jamaah tidak mempersiapkan diri dengan baik seperti fisik, bawa
air minum, pelindung diri padahal sudah disediakan semua.
Jadi dari beberapa hal dapat ditarik beberapa kemungkinan
penyebab salah satunya kemungkinan ada satu rombongan berhenti, macet, ditambah
karakter jamaah asal Afrika yang tidak sabar dan grasak grusuk terjadilah
musibah massal.
Ada salah satu anggota kerajaan dan pasukan ingin masuk ke dalam
jalur pelontaran sehingga menyebab kepanikan jamaah?
Itulah fitnah yang disebarkan. Rasanya tidak masuk logika bila tidak
ada jalur khusus keluarga kerajaan yang membuat mereka lebih mudah mencapai
lokasi pelontaran. Silahkan tanyakan kepada tamu kerajaan Arab Saudi yang
berhaji Apakah sama jalur pelontaran yang dilalui dengan jamaah biasa? Pastinya
beda, ada jalur khusus untuk itu.
Lantas bagaimana dengan penanganan
korban yang dituduhkan tidak manusiawi?
Issue ini dihembuskan hanya oleh
orang orang yang tidak paham evakuasi massal dalam kejadian musibah massal.
Prosedur dalam penanganan korban adalah menyelamatkan terlebih dahulu korban
yang kondisi nya masih bisa diselamatkan dengan baik dan harapan keselamatan
besar.
Saya yakin Kerajaan Arab Saudi sudah
berupaya menciptakan sistem kerja dan penanganan musibah dan akan bertanggung
jawab atas setiap musibah.
Berikut foto-foto pendukung yang memperlihatkan pelayanan
pihak Pemerintah Arab Saudi dalam melayani Jamaah Haji.
disarikan dari Sini
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload