Arab Saudi Tidak Manusiawi dalam Memperlakukan Jenazah?
9/28/2015
Sebagian dari kita
mungkin pernah melihat foto di bawah ini dishare dengan berbagai komentar mulai
dari prihatin, berdoa, sampai nyinyir menyebut penanganan korban yang tidak
manusiawi. Biasanya akan
berteriak lantang, "bayangkan jika jenazah orang tua kita diperlakukan
begini" (foto 1 dan 2)
Biasanya yang
komentar terakhir akan keluar dari ketikan jari mereka yang tidak paham tentang
prinsip penanganan korban bencana.
Dalam sebuah bencana
massal yang menelan banyak korban baik itu akibat ulah manusia ataupun bencana
alam ada beberapa tahapan penanganan, salah satu tahapan tersebut adalah tanggap
darurat.
Tanggap darurat
dilakukan saat terjadinya bencana dan batas waktunya tidak dapat ditentukan
yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa korban sebanyak-banyaknya dan
meminimalisir efek negatif dari bencana tersebut terhadap korban dan lingkungan.
Untuk itu perlu dilakukan langkah cepat, yang biasanya dijalankan melalui
metode triage atau triase.
Prinsip triase di
rumah sakit berbeda dengan triase saat tanggap darurat bencana. Pada saat
bencana prinsip triage yang dijalankan adalah menyelamatkan terlebih dahulu
korban yang memiliki harapan hidup lebih besar yang pada pelaksanaannya para
korban dibagi ke dalam empat tanda pita (kelompok):
- Warna Hitam
(penderita sudah tidak dapat ditolong lagi/meninggal),
- Merah (penderita
mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan yang lebih kompleks),
- Kuning (kondisi
penderita tidak kritis),
- Hijau (penanganan
pendirita yang memiliki kemungkinan hidup lebih besar. Penderita tidak memiliki
cedera serius sehingga dapat dibebaskan dari TKP agar tidak menambah korban
yang lebih banyak. Korban tanda pita hijau mendapatkan prioritas terlebih
dahulu.
Triage wajib
dilakukan dengan kondisi ketika penderita/korban melampaui jumlah tenaga
kesehatan. Setelah korban dievakuasi ke rumah sakit prinsip triase akan berubah
di mana yang mendapat tanda pita merah menjadi prioritas.
Silahkan lihat pada
foto pertama di situ tampak tumpukan jenazah, tidak manusiawi kah para petugas
Arab Saudi? Jenazah tidak sengaja tertumpuk, karena pada situasi musibah di
Mina para korban saling bertubrukan dan menimpa atau saling menginjak satu sama
lain. Sekarang lihat para petugas, tampak mereka sedang bekerja keras mencari
korban yang mungkin masih bisa diselamatkan untuk segera diberikan penanganan
awal dan dievakuasi ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai guna mendapatkan
penanganan medis segera. Sementara banyak dari kita lebih banyak nyinyir
seperti orang yang berkerumun saat terjadinya musibah kecelakaan atau kebakaran
kemudian ambil gambar atau selfie.
Lalu bagaimana dengan
nasib para jenazah? Ada langkah selanjutnya di mana korban yang tanda pita
hitam akan dikumpulkan kemudian dibawa ke pusat pemulasaran jenazah untuk
selanjutnya akan diidentifikasi sesuai dengan tanda pengenal yang ada.
Kenapa lamban sekali
proses penanganan nya?
Tahukah Anda, bahwa
Petugas Arab Saudi hanya memerlukan waktu 4-5 jam untuk melakukan fase tanggap
darurat sejak kejadian pada tanggal 24/9/2015 pukul 8 pagi waktu setempat. Pada
waktu sekitar pukul 12 atau 13 siang, petugas telah berhasil mengevakuasi
ribuan korban dan lintasan jalur menuju jamarat sudah dapat digunakan jamaah
kembali. Bahkan banyak jamaah yang tidak menyadari bahwa ada kejadian musibah
ini seperti tidak terjadi apa apa, termasuk saya sendiri.
Kenapa lamban sekali
mengidentifikasi korban?
Seperti yang
disampaikan Kepala Pengelola Haji Indonesia perlu butuh kecermatan dalam
mengidentifikasi korban. Mengingat banyak korban yang tidak membawa identitas
diri saat hendak pergi melontar, tidak membawa tas kecil yang berisikan kartu
dapih A semacam KTP, buku kesehatan jamaah haji (BKJH) sehingga beberapa
memerlukan konfirmasi kepada keluarga korban yang ikut beribadah atau kepada
ketua kloter. Begitu teridentikasi secara pasti maka akan diurus segala hal
administratif, dan penguburan secara layak. Tahukah kita bahwa di masjidil
haram setelah setiap sholat wajib selalu diikuti dengan sholat ghoib berjamaah
untuk kebaikan seluruh jamaah yang meninggal baik karena sakit ataupun musibah?
Alhamdulillah dalam
waktu tiga hari, kerja sama yang baik antara petugas, kloter, PPIH dan
pemerintah Arab Saudi menunjukkan hasil yang signifikan.
Sebegitu cepatnya
petugas Arab Saudi pada fase tanggap darurat juga dilakukan saat kejadian
musibah terjatuhnya crane di masjidil haram. Hanya dalam waktu dua jam lokasi
kejadian sudah bersih dan diamankan sehingga dapat digunakan.
Disarikan dari sini
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload