Apa Jadinya Jika Iran yang Mengelola Haramain?
9/28/2015
Peristiwa Mina adalah kejadian yang membuat pilu, tidak hanya bagi
para korban, namun juga semua umat Islam di dunia. Namun rasa pilu itu justru tidak
melahirkan rasa ukhuwah umat Islam semakin tinggi sehingga iringan doa terus
mengalir, namun justru keretakan ukhuwah semakin bertambah. Hal itu terlihat
berbagai macam olok-olokan dan hujatan serta aneka fitnah justru semakin deras
di media sosial.
Ada yang menghujat penjaga haramain dengan berbagai macam tuduhan
yang penuh kebencian. Ada juga yang membelanya dengan berlebihan. Akibatnya,
isu pun melebar kemana-mana. Bahkan wacana pengambilalihan atas pengelolaan
tanah suci dari tangan kerajaan Arab Saudi pun mencuat.
Keinginan yang paling kuat atas wacana itu datang dari Iran. Namun
jika dilihat, wajar juga ketika Iran begitu bersemangat. Mengingat, Iran adalah
salah satu Negara yang sejak awal sudah berseteru dengan Arab Saudi, seperti
dalam permasalahan Suriah dan Yaman. Seakan ada kesempatan, Iran terus
mendorong gagasan itu, bahkan membawa masalah tersebut ke markas PBB.
Namun gagasan itu ditolak mentah-mentah oleh PBNU dan dianggapnya
sebagai gagasan konyol. Hal itu karena justru akan mengakibatkan distabilitas
di wilayah haramain. Mengingat, jika tanah suci dijadikan multilateral,
negara-negara Islam hanya akan menjadikannya obyek pertengkaran tak berujung
karena rebutan saham kuasa
(Lihat: PBNU: Gagasan Pemindahan Otoritas Pengelolaan Tanah Sucidari Kerajaan Arab Saudi itu Konyol)
Lalu, bagaimana jadinya jika semisal Iran yang mengelola haramain?
Silahkan para pembaca memberikan pendapatnya pada kolom komentar.
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload