Wasiat Fatimah az-Zahra ra kepada Asma' binti Umais ra; Jawaban atas Syubhat sekitar Wafat Beliau

Pembaca Pustama
Asma binti Umais adalah istri Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ra dan dari perkawinan tersebut Allah mengaruniai seorang putera dengan nama Muhammad bin Abu Bakar.
Perkawinan tersebut atas perintah Rasululah saw, setelah suaminya yang pertama yaitu Ja’far bin Abi Thalib  ra (saudara Ali bin Abi Thalib ra) meninggal dalam peperangan. Beliau Asma’ ra termasuk orang-orang yang masuk Islam pada awal permulaan Islam di Mekkah sebelum Muslimin berkumpul di Darul Arqam dan beliau kemudian bersama suaminnya Ja’far bin Abi Thalib ra hijrah ke Habasyah.
Setelah Khalifah Abu Bakar ra wafat, Asma’ binti Umais ra kawin dengan Ali bin Abi Thalib ra dan dikaruniai oleh Allah dua putera yaitu Yahya dan Muhammad Al Ashhar. Ummul Mu’minin Maimunahra, istri Rasulullah saw adalah saudara seibu dengan Asma’ binti Umais ra. Oleh karena itu hubungan Asma binti Umais ra dengan keluarga Rasulullah saw sangat dekat sekali. Beliau sering membantu keluarga Rasulullah saw.
Asma’ binti Umais ra adalah orang yang selalu membantu Siti Fatimah ra. Meskipun beliau istri seorang Khalifah hampir setiap hari Asma’ ra berkunjung ke rumah Siti Fatimah ra. Mereka seperti kakak beradik.

Pesan Siti Fatimah ra kepada Asma' ra
Adapun cerita mengenai wasiat Siti Fatimah ra kepada Asma’ binti Umais ra, maka dalam buku-buku sejarah diceritakan sebagai berikut.
Setelah Siti Fatimah ra merasa bahwa ajalnya sudah dekat beliau berkata kepada Asma’ binti Umais ra yang hampir setiap hari berkunjung ke rumah Siti Fatimah.
“Saya kurang senang terhadap apa yang diperbuat terhadap wanita jika mati, yaitu hanya ditutupi dengan kain. Sehingga bentuk badannya kelihatan.”
Maka berkatalah Asma’ kepada Siti Fatimah : “Apakah engkau mau aku tunjukkan sesuatu yang pernah aku lihat di Habasyah?” Siti Fatimah menjawab: “Coba tunjukkan.” Maka dibuatlah oleh Asma’ keranda dari pelepah pohon kurma, kemudian diatasnya ditaruh kain. Begitu Siti Fatimah melihat keranda tersebut, beliau sangat gembira dan tertawa seraya berkata: 
“Alangkah baiknya ini. Semoga Allah menutupimu sebagaimana engkau menutupiku. Nanti jika aku mati, maka mandikanlah aku bersama Ali dan jangan ada orang lain yang ikut memandikanku. Setelah itu buatkanlah untukku seperti ini.”
Selanjutnya, begitu Siti Fatimah wafat, semua wasiatnya dilaksanakan oleh suaminya, Ali bin Abi Thalib dan Asma’.
Cerita ini dimuat dalam kitab At Tabaqat, karya Ibnu Saad, Sunan Al Baihaqi, Sunan Ad Dar Quthni dan lain-lain.

Sahabat Pustama yang berbahagia.
Mengenai wasiat Siti Fatimah agar yang memandikan beliau hanya Asma’ binti Umais dan suaminya Ali bin Abi Thalib, serta orang lain tidak boleh ikut memandikan beliau tersebut, oleh orang-orang yang hatinya kotor dibuatkan beberapa cerita wasiat Siti Fatimah, diantaranya :
1.        Apabila beliau wafat, para sahabat dilarang masuk rumah Siti Fatimah, sebab beliau tidak mau dilihat para sahabat.
2.        Siti Fatimah berwasiat agar waktu memakamkannya tidak dilihat atau tidak diketahui oleh para sahabat.
3.        Ali bin Abi Thalib ra melarang para sahabat menshalati Siti Fatimah, sebab Siti Fatimah tidak mau dishalati oleh para sahabat, terutama oleh Khalifah Abu Bakar.
Masya Allah, ini adalah suatu tuduhan dan fitnah terhadap sahabat Ali bin Abi Thalib ra dan istrinya, Siti Fatimah r.a. sebab mungkinkah Ali bin Abi Thalib ra melarang seseorang melakukan shalat?.

Siti Fatimah ra Dendam?
Begitu pula Siti Fatimah yang telah mewarisi sifat-sifat dan akhlak baginda Rasulullah SAW, pasti beliau tidak akan membuat wasiat seperti yang dituduhkan oleh orang-orang berhati kotor itu. Itulah orang-orang yang hatinya kotor, mereka suka memutar balik fakta dan cerita, dengan tujuan akan membuat opini bahwa antara Siti Fatimah dengan para sahabat telah terjadi hubungan yang tidak baik. Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari pemutar balikan sejarah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
Demikian wasiat Siti Fatimah kepada istri Khalifah Abu Bakar yang sekaligus membuktikan adanya hubungan baik antara kedua keluarga, yaitu keluarga Abu Bakar ash-Shiddiq ra dan keluarga Ali bin Abi Thalib ra.


Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel