Mempelajari Rahasia Ajaran Syiah dari Sumber Aslinya
6/11/2015
Bila terdengar berita tentang demonstrasi
menentang Syiah di daerah Tanah Air, sebagian orang menganggapnya sebagai
tindakan berlebihan. "Padahal sama-sama Islam," begitu komentar yang
kerap terdengar.
Untuk dapat menilai dengan objektif tentang Syiah, tentu perlu
pengkajian yang cermat dan kritis tentang ajaran Syiah itu sendiri. Tidak serta
merta menyalahkan atau membela. Sebagaimana kata pepatah, "Jangan membeli
kucing dalam karung," begitu juga dalam menyikapi aliran semacam Syiah,
jangan kita menilai tanpa meneliti dan mempelajarinya terlebih dahulu.
Sebagaimana diketahui, MUI Pusat sejak tahun 1984 telah
memfatwakan bahwa ajaran Syiah berbeda dengan Sunni dan agar umat mewaspadai
ajaran Syiah. Kemudian pada tahun 2012, MUI Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa
tentang kesesatan Syiah, lengkap dengan pertimbangan ilmiah berserta
dalil-dalinya. Fatwa tersebut telah dibukukan dengan judul "Fatwa MUI Jawa
Timur tentang Kesesatan Syiah".
Benarkah Syiah sesat?
Benarkah Syiah sesat?
Untuk menemukan jawabannya, menarik untuk dicermati Daurah
(seminar) "Aqidah Syiah & Pencegahannya" pada Rabu (17/04/13) di
Meeting Room Dinas Pertanian Jawa Barat, Jl. Surapati Bandung. Acara ini
diselenggarakan oleh Wahdah Islamiyah dan dihadiri sekitar 70 orang undangan
dari kalangan ulama dan ormas Islam. Sebagai pembicara, adalah seorang pakar
peneliti gerakan Syiah, Syekh Ali al-'Amary dari Arab Saudi.
Menurut penjelasan Syekh Ali al-'Amary, di dalam kitab-kitab
karya ulama panutan Syiah sendiri diterangkan bahwa rukun Iman dan rukun Islam
Syiah ternyata berbeda dengan rukun Iman dan rukun Islam yang diyakini oleh
kaum Muslimin Sunni.
Rukun Iman menurut Sunni--berdasarkan Hadis Sahih--ada enam.
Yaitu (1) iman kepada Allah, (2) iman kepada para Malaikat, (3) iman kepada
kitab-kitab Allah, (4) iman kepada para Rasul, (5) iman kepada Hari Kiamat, dan
(6) iman kepada qadha dan qadar.
Berbeda menurut Syiah, Rukun Iman ada lima: (1) iman kepada
keesaan Allah, (2) iman kepada Keadilan, (3) iman kepada Kenabian, (4) iman
kepada Imamah, yaitu kepemimpinan 12 imam, dan (5) iman kepada Hari
Ma'ad/Kiamat.
Sedangkan Rukun Islam menurut Hadis Sahih adalah (1) syahadat,
(2) shalat, (3) zakat, (4) puasa, dan (4) haji. Tetapi tidak demikian menurut
Syiah, Rukun Islam versi mereka adalah (1) shalat, (2) zakat, (3) puasa, (4)
haji, dan (5) imamah.
Syiah juga menganggap murtad kafir Sayidina Abu Bakar, S. Umar
bin Khattab, S. Utsman bin Affan, karena dianggap merebut "hak"
kekhalifahan dari S. Ali bin Abi Thalib. Mereka suka melaknat tiga khalifah
pertama tersebut, dari cintanya yang berlebihan kepada S. Ali.
Ironisnya, ternyata S. Ali sendiri tidak suka dan memberi
hukuman berat kepada orang-orang Syiah yang berlebihan memuja dirinya.
Dan ternyata, S. Ali tidak benci kepada S. Abu Bakar, S. Umar,
dan S. Utsman, sebagaimana klaim Syiah. Bahkan beliau senang pada para khalifah
pendahulunya itu, sehingga memberi nama putra-putranya (dari istri selain
Fatimah) dengan nama Abu Bakar bin Ali, Umar bin Ali, dan Utsman bin Ali.
Selain itu, banyak data dan fakta ilmiah yang diungkap
berdasarkan sumber-sumber utama dari Syiah sendiri. Termasuk tentang keyakinan
Syiah Imamiyah bahwa Imam 12 itu ma'shum seperti Nabi, al-Qur'an yang ada
dianggap kurang karena tidak mengagungkan S. Ali, dan adanya pandangan ekstrem
dari Syiah bahwa S. Ali adalah "tuhan".
Benarkah demikian? Padahal bila ditanya, para pengikut Syiah
membantahnya. Untuk hal ini, Syekh al-'Amary mengingatkan bahwa dalam ajaran
Syiah terdapat anjuran, bahkan kewajiban untuk melakukan Taqiyyah. Yaitu
menampakkan diri berbeda dengan kenyataannya, menutupi dengan dusta, dll.
Maka, bila ditanya, apakah ikut Syiah? Mereka akan menjawab
tidak. Apakah Syiah mengkafirkan sesama Muslim? Mereka akan menjawab tidak.
Padahal jelas dalam ajarannya bahwa orang yg tidak meyakini Imamah adalah
dianggap kafir. Karena meyakini Imamah menurut Syiah adalah termasuk Rukun
Iman.
Demikian Syekh yang fasih itu menjelaskan secara gamblang ajaran
akidah Syiah dari sumber langsung kitab-kitab utama karya panutan Syiah
sendiri, seperti al-Kafi karya al-Kulaini, at-Tahdzib, Biharul-Anwar, dll.
Namun, disamping mengingatkan akan bahaya ajaran Syiah, Syekh
juga menganjurkan untuk menyikapi Syiah dengan menempuh jalan yang legal
berdasarkan undang-undang dan bekerjasama dengan aparat yang berwenang. Bukan
main hakim sendiri. []
_____________________________
Oleh: Syamsu-l Arifyn
Munawwir
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload