Inilah 3 Keunikan Masjid Agung Demak
10/27/2015
Masjid Agung Demak merupakan salah satu
situs bersejarah yang penting dalam sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa.
Masjid yang dirikan oleh Raden Fatah pada sekira 1401 atau abad ke-15 ini
menjadi pusat berkumpulnya para Wali Songo ketika mengawali penyebaran agama
Islam di tanah Jawa.
Masjid yang berlokasi di Desa Kauman, Kabupaten Demak,
Jawa Tengah, ini meski sudah berusia ratusan tahun, tetap mempertahankan
bangunan aslinya. Atapnya bersusun tiga berbentuk segitiga sama kaki mirip
dengan pura umat Hindu sekaligus wujud akulturasi budaya setempat. Hingga kini,
masjid yang termasuk masjid tertua di Indonesia ini, ramai dikunjungi
wisatawan. Berikut ini sejumlah bagian menarik yang terdapat dalam bangunan
Masjid Agung Demak.
Pintu Bledeg
Pintu
bledeg atau petir ini pada masa Kesultanan Demak merupakan salah satu pintu
utama Masjid Agung Demak yang digunakan sebagai antipetir. Pintu Baleg dibuat
oleh Ki Ageng Selo sekira 1466 M/ 887 H.
Pintu baleg yang terbuat dari kayu jati ini dipenuhi
ukiran tebal, ukiran yang paling menonjol adalah adanya dua kepala naga.
Ukiran-ukiran itu dipercantik dengan diberi warna cat merah. Pintu ini juga
merupakan prasasti Condro Sengkolo yang berbunyi "Nogo Mulat Saliro
Wani". Kini, tak lagi difungsikan sebagai pintu utama, namun dimuseumkan.
Saka Tatal dan Saka Guru
Empat
tiang (saka guru) Masjid Agung Demak ini terbuat dari kayu jati dengan tinggi
masing-masing 16 meter yang berfungsi sebagai penopang seluruh material masjid.
Menurut cerita rakyat, tiang utama dan atap sirap masjid tersebut adalah hasil
karya para wali, yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan
Kalijaga.
Salah satu saka guru, hasil karya Sunan Kalijaga, tidak
terbuat dari kayu utuh sebagaimana layaknya tiang utama, tetapi dari potongan
kayu (tatal) yang disusun dan diikat. Bagi masyarakat Demak dan sekitarnya
terdapat cerita bahwa salah satu atap sirap Masjid Agung Demak terbuat dari
intip (kerak nasi liwet) hasil buatan Sunan Kalijaga.
Kolam Wudhu
Kolam
Wudhu ini merupakan bagian-bagian yang terdapat di lingkungan Masjid Agung Demak.
Kolam yang dibangun mengiringi awal berdirinya masjid ini, difungsikan sebagai
tempat wudhu. Kolam dengan ukuran 10x25 meter ini, di kedalaman lima meternya
terdapat tiga batu dengan ukuran yang berbeda.
Batu berwarna hitam yang lebih besar itu berdiri tegak,
sementara dua batu hitam tergeletak bersamaan dengan batu hias lainnya yang
ukurannya lebih kecil. Kolam yang tak lagi difungsikan ini, konon adalah tempat
berwudhu para Wali Songo. (republika.co.id, edisi 27/10/15)
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload