Akhlak Rasulullah saw. kepada Istri-Istrinya
7/03/2015
Orang yang mempelajari sejarah hidup
Rasulullah saw., maka ia akan menemukan
bahwa Rasulullah saw. adalah orang yang
sangat memperhatikan isterinya, menjaganya, dan memberikan cinta kepadanya. Banyak
sekali contoh tentang hal tersebut, Rasulullah saw. adalah orang yang pertama menghiburnya
ketika isterinya bersedih, menghapus air matanya, mengetahui perasaannya, tidak
memojokkannya dengan kata-kata yang tidak enak di dengar. Beliau saw.
mendengarkan pengaduannya, meringankan kesedihannya, bertamasya dan berlomba
dengannya, mempertimbangkan usulannya, menghormati pribadinya tidak
merendahkannya ketika terjadi musibah atau masalah, bahkan beliau saw.
memberitahukan cintanya kepadanya dan bahagia dengan cinta tersebut. Berikut
adalah beberapa contoh akhlak atau kasih sayang Rasulullah terhadap
isteri-isteri beliau:
1.
Mengetahui perasaannya
Rasulullah saw. bersabda kepada Aisyah ra., ”Sesungguhnya
saya mengetahui jika kamu senang terhadap saya, dan jika kamu sedang marah
kepadaku. Aisyah berkata, “Dari mana baginda mengetahuinya?” Rasulullah saw. menjawab, “Adapun jika engkau sedang
senang terhadapku, maka kamu akan mengatakan ‘tidak’ dan demi tuhan (nya)
muhammad! dan jika kamu sedang marah maka kamu akan mengatakan ‘tidak’ dan demi
tuhan (nya) ibrahim as.!” Aku (aisyah ra.) berkata, “Ya, betul itu….” (HR. Muslim, lihat: al-Musnad as-Shahih no 2439).
2.
Rasulullah saw.
memperhatikan rasa cemburu dan cintanya
Hadits dari Ummu Salamah ra.
bahwasanya ia membawakan Rasulullah saw.
dan para sahabatnya satu piring makanan, kemudian Aisyah ra. datang dengan
memakai pakaian (kisaa’), dan sedang membawa fahr (sebuah batu), dan
menggunakan fahr tersebut memecahkan piring (yang dibawa oleh Ummu Salamah),
kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan
kedua pecahan piring tersebut, dan beliau saw. bersabda, “makanlah telah
cemburu Ummu kalian dua kali, kemudian Rasulullah saw. mengambil piringnya Aisyah ra. dan
memberikannya kepada Ummu Salamah ra. dan memberikan piring Ummu Salamah ra.
kepada Aisyah ra..“ (HR. Nasa’I, lihat Shahih an-Nasa’i no: 3966).
3.
Rasulullah saw. memahami
kelemahannya dan tabiatnya
Dari Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, “Aku berwasiat
kepada kalian mengenai wanita, karena
perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), sesungguhnya sesuatu
yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian atasnya, jika kamu
(memaksanya) supaya lurus, maka kamu akan memecahkannya, dan jika kamu
membiarkannya bengkok maka ia akan senantiasa bengkok, maka aku berwasiat
kepada kalian (peliharalah dengan baik) para wanita.” (HR. Bukhari, lihat
al-Jami’ ash-Shahih no: 3331).
4.
Rasulullah saw. mengadu
dan bermusyawarah dengannya.
Rasulullah saw. bermusyawarah dengan isteri-isterinya
mengenai hal-hal yang penting, diantaranya Rasulullah saw. bermusyawarah dengan Ummu Salamah ra.
pada ”Shulhul Hudaibiyah” (perdamaian hudaibiyah), ketika Rasulullah saw. telah selesai menulis hal-hal yang beliau
saw. sepakati dengan pihak kaum Quraisy, beliau bersabda kepada para sahabatnya,
“Berdirilah kalian semua, berkorbanlah (potong hewan kurban), dan
bertahallul–lah (cukur rambut).” Beliau saw. bersabda, “Tidak ada seorangpun
dari mereka yang berdiri, sampai beliau mengatakan hal tersebut tiga kali,
ketika tidak ada satupun dari mereka yang berdiri, maka beliaupun masuk dan
menemui Ummu Salamah ra. kemudian menceritakan hal tersebut kepadanya,
maka Ummu Salamah mengatakan kepadanya, “Wahai Nabi Allah! keluarlah dan jangan
bicara dengan siapapun dari mereka, sampai baginda memotong hewan kurban milik
baginda dan panggillah tukang cukur baginda dan bercukurlah.” Beliau pun
berdiri dan tidak berbicara dengan siapapun dari mereka, sampai beliau saw.
selesai melakukan hal tersebut. Maka ketika mereka (para sahabat) melihat
apa yang telah dilakukan Rasulullah saw., mereka pun berdiri dan memotong hewan
kurbannya (damnya), dan mereka saling bercukur-cukuran, sehingga
hampir saja mereka salaing membunuh di karenakan ke samara.” (HR. at-Tabari, lihat
Tafsir atTabari no: 2/293).
5.
Menunjukkan kecintaanya dan kesetiaannya kepadanya
Rasulullah saw. bersabda kepada Aisyah ra. pada hadits Ummu
Zar’i at-Thawil yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, “Saya untukmu seperti Abi Zar’i
terhadap Ummu Zar’i.“ Artinya, kesetiaan dan cinta saya kepadamu seperti
kesetiaan dan cinta Abi Zar’i. Kemudian Aisyah ra. berkata, “Demi ayah
dan ibuku engkau lebih baik daripada Abi Zar’i terhadap Ummu Zar’i.” (HR. Bukhari,
lihat al-Jaami’ as-Shahih no: 5189).
6.
Memanggilnya dengan panggilan yang baik
Rasulullah saw. memanggil Aisyah ra. dengan panggilan, “Ya
‘Aisy, ini jibril as. mengucapkan salam untukmu. Maka aku (Aisyah ra.) berkata,
“Atasnya salam dan rahmat allah swt. dan berkah-Nya kepadanya, baginda melihat
apa yang aku tidak lihat.”
Terkadang beliau saw. memanggil Aisyah
ra. dengan panggilan “Wahai Humairah.” Kata “humairah” ialah bentuk tashgir
dari kata al-hamraa’ artinya yang kemerah-merahan.
(lihat Fathul Baari hal: 515/2).
(lihat Fathul Baari hal: 515/2).
7.
Rasulullah saw. makan dan
minum bersamanya
Aisyah ra. berkata, “Ketika saya
sedang haidh saya minum, kemudian minuman saya diambil oleh Rasulullah saw., kemudian beliau saw. meletakkan mulutnya
di tempat bekas mulut saya. Kemudian beliau minum, saya sedang menggigit
sisa-sisa daging yang terletak di tulang sementara saya sedang haid, kemudian
(tulang) tersebut diambil oleh Rasulullah saw., kemudian beliau saw. meletakkan mulutnya
pada tempat bekas mulut saya.” (HR. muslim, lihat al-Musnad Shahih no: 300).
8.
Rasulullah saw. tidak
pernah mengeluhkan keadaan isterinya.
Aisyah ra. berkata, “saya menyisir
rambut Rasulullah saw. ketika saya
sedang haid.” (HR. Bukhari, lihat al-Jaami’ ash-Shahih no: 295).
9.
Rasulullah saw. tidur dan bersandar di kamar isterinya.
Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw. bersandar di kamarku ketika aku sedang
haid, kemudian beliau membaca al-Qur’an.” (HR. Bukhari lihat al-Jaami’ ash-Shahih
no: 297).
10. Rasulullah saw. bertamasya dengan isterinya
Adalah Rasulullah saw. ketika hendak melakukan perjalanan maka
beliau saw. mengundi isteri-isterinya. Kemudian Aisyah ra. dan Hafshah ra.
namanya diundi, lalu nama keduanya keluar secara bersamaan. Maka pada malam
hari Rasulullah saw. berjalan ditemani Aisyah
ra. dan beliau ngobrol dengannya, maka Hafshah ra. berkata kepada Aisyah ra., “Bagaimana
kalau malam ini kamu menunggangi unta saya dan saya menunggangi unta kamu dan
kita sama-sama memperhatikan (apa yang akan di lakukan oleh Rasulullah saw.)?” Aisyah menjawab, “Baik.” Maka Aisyah pun
menunggangi unta Hafshah. Sementara Hafshah menunggangi unta Aisyah. Kemudian Rasulullah
saw. mendatangi unta Aisyah yang sementara
ditunggangi oleh Hafshah, beliau saw. mengucapkan salam kepadanya dan berjalan
bersamanya, sampai mereka singgah. Aisyah ra. tertinggal jauh diapun cemburu,
ketika mereka singgah (pada suatu tempat) maka Aisyah ra. meletakkan kakinya
pada rumput-rumput yang ada (memukul-mukulkannya ke tanah), kemudian ia berkata,
“Ya Tuhan! biarkanlah kalajengking menyengat saya atau ular mematuk saya.
Rasul-Mu! dan saya tidak dapat mengatakan sesuatupun kepadanya.” (HR.
Muslim, lihat al-Musnad as-Shahih no: 2445).
11.
Rasulullah
saw. membantu isterinya mengerjakan
pekerjaan rumah
Aisyah ra. ditanya mengenai apa yang
dilakukan Rasulullah saw. di rumahnya? Aisyah
ra. menjawab, “Beliau saw. membantu isterinya dalam menyelesaikan pekerjaan
rumah, dan jika beliau saw. mendengarkan azan beliaupun keluar (ke mesjid).”
(HR. Bukhari, lihat al-Jaami’ as-Shahih no: 5363).
(HR. Bukhari, lihat al-Jaami’ as-Shahih no: 5363).
Aisyah ra. ditanya mengenai apa yang
dilakukan Rasulullah saw. di rumahnya?
aisyah menjawab: beliau saw. mencuci sendiri pakaiannya, memeras susu
kambingnya, dan melayani dirinya sendiri.”
Aisyah ra. juga mengatakan bahwa: Rasulullah
saw. sendiri yang menjahit bajunya,
menambal sandalnya dan mengerjakan seperti apa yang di lakukan suami-suami yang
lain di rumahnya”.
12. Menahan diri (agar tidak
marah) untuk kebahagiaannya (pada hal-hal yang boleh)
Abu Bakar ra. masuk ke rumahnya Aisyah
ra. sementara terdapat dua anak perempuan yang sedang memukul rebana, dan
keduanya menyanyi, sementara Rasulullah saw. sedang menutup kepalanya dengan kainnya,
kemudian beliau saw. membuka penutup di wajahnya dan mengatakan, “Wahai Abu Bakar
biarkan saja! hari ini adalah hari raya, yaitu hari-hari mina, sementara Rasulullah
saw. pada waktu itu berada di madinah.” (HR.
Nasa’I, no: 1596).
13. Rasulullah saw. cinta kepada isteri-isterinya
Rasulullah saw. sangat cinta dan sayang terhadap Khadijah
ra. sementara saya (Aisyah ra.) tidak pernah bertemu dengan Khadijah. Aisyah
ra. berkata, “Jika Rasulullah saw.
memotong seekor kambing, maka beliau saw. bersabda, ‘Kirimkanlah (dagingnya)
untuk kerabat-kerabat Khadijah.’” Aisyah ra. berkata, “Dan pada suatu hari aku
marah, dan aku mengatakan, ‘Khadijah?’ lalu Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya saya telah dikaruniai
cintanya.” (HR. Muslim)
14. Rasulullah saw. memuji isterinya
Rasulullah saw. bersabda, “Kelebihan
Aisyah ra. dibandingkan isteri-isterinya yang lain seperti bandingannya tsaried
(bubur, roti yang diremuk dan direndam dalam kuah) dengan makanan-makanan yang
lain.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik ra.)
15. Rasulullah saw. bahagia ketika isterinya bahagia
Aisyah ra. berkata, “Pada suatu hari
Rasulullah saw. pulang dari suatu
peperangan sementara saya menutupi sesuatu, lalu angin bertiup maka
terbukalah kain penutup tersebut dan kelihatanlah boneka-boneka mainanku, Rasulullah
saw.pun bertanya, ‘Apa ini?’ Aisyah ra.
menjawab, ‘Ini adalah bonekaku (mainanku).’ Kemudian beliau pun bertanya lagi, ‘Apa
yang terdapat di tengah-tengahnya ini?’ Aku menjawab, ‘Itu adalah kuda.’ Beliau
saw. bertanya lagi, ‘Apa yang terdapat di tubuhnya ini?’ Aku menjawab, ‘Itu
adalah dua sayap.’ Beliau bersabda, ‘Kuda mempunyai dua sayap?’ aku berkata, ‘Apakah
baginda Rasulullah saw. tidak pernah
mendengar bahwasanya Sulaiman bin Daud mempunyai seekor kuda yang punya sayap?’
Rasulullah saw. pun tertawa sehinnga
nampak gigi gerahamnya.”
16. Rasulullah saw. memperhatikan akhlak yang baik dari
isteri-isterinya
Rasulullah saw. bersabda, “…jika
tidak disukai salah satu dari perangainya (si isteri) mungkin kamu dapat
menyukai perangainya yang lain…” (HR. Muslim).
17. Tidak menyebarkan rahasia-rahasianya
(baik dari pihak isteri atau suami)
Sesungguhnya orang yang paling jelek
(jahat) posisinya di sisi Allah pada hari kiamat ialah suami yang membuka
rahasia isterinya (mempermalukannya) dan isteri yang mempermalukan suaminya,
dan menyebarkan rahasianya”. (HR. Muslim).
18. Rasulullah saw. tidak menyaikiti atau memukul isterinya
Rasulullah saw. tidak pernah memukul sesuatu dengan
tangannya, beliau saw. tidak pernah memukul isterinya, dan juga pembantunya,
kecuali jika beliau sedang berjihad di jalan Allah swt. (berperang).” (HR.
Muslim no: 2328).
19. Rasulullah saw. menjaga dan mengusap air mata isterinya
Shafiyah ra. bersama dengan Rasulullah
saw. pada suatu perjalanan, lalu ia
lambat di dalam perjalanan, maka Rasulullah saw. menemuinya sementara ia sedang menangis,
dan berkata, “Baginda memberikan aku unta yang lambat, maka Rasulullah saw. mengusap air mata di kedua matanya dan
mendiamkannya.” (HR. Nasaa’i).
20. Rasulullah saw. menyuapi isterinya
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kamu tidak akan
menafkahkan suatu nafkah yang engkau mengharap dengan nafkah tersebut rida Allah,
kecuali Allah akan menambahkan dan meninggikan derajatmu, sekalipun hanya
suapan yang engkau letakkan di mulut isterimu.”
21. Rasulullah saw. memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
isterinya
Aku (Muawiyah bin Hidah al-Qusyairy)
bertanya, “Wahai Rasulullah saw. apa hak
isteri terhadap kami (para suami)?” Beliau saw. menjawab, “Memberinya makanan
jika kamu makan, memberinya pakaian jika kamu punya pakaian, jangan pukul wajahnya,
jangan mencacinya, dan jangan membentaknya kecuali jika kamu di rumah (jauh
dari pandangan orang banyak).”
22. Rasulullah saw. memilihkan nama-nama yang baik untuk
isterinya
Aisyah ra. berkata kepada Rasulullah
saw., “Ya Rasulullah saw. setiap isteri-isterimu mempunyai kunyah
(gelar) kecuali saya” Lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Berilah dirimu kunyah
dengan nama anakmu Abdullah yakni Abdullah ibn Zubair, kamu sekarang adalah Ummu
Abdullah, berkata, “Maka senantiasa ia digelar dengan sebutan Ummu Abdullah
sampai ia wafat sementara ia tidak pernah melahirkan.”
23. Rasulullah saw. mencintai isterinya dan menghormati
keluarganya
Rasulullah saw. mengutus ‘Amr bin ‘Ash ra. dalam suatu
peperangan Zaatussalaasil, ia berkata: lalu aku mendatanginya kemudian aku
berkata: siapa yang anda paling sukai? Beliau saw. menjawab, ‘Aisyah” Aku
bertanya lagi, “Kalau dari golongan laki-laki?’ beliau saw. menjawab, ‘Ayahnya
(yaitu abu bakar ra.).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau saw.
menjawab, ‘Umar’, kemudian beliau menyebutkan beberapa orang, lalu aku diam
khawatir beliau akan menjadikanku paling terakhir dari mereka (dari nama-nama
yang telah disebutkan).” (HR. Bukhari).
24. Menunggu sebentar (memperlambat)
untuk menemui (isterinya) sehingga ia dapat berhias untuknya
Kami kembali bersama Rasulullah saw. dari suatu peperangan, maka aku
terburu-buru dengan untaku, kemudian orang yang di belakangku mendapatiku
(berhasil menyusulku), maka untaku bergerak bersama dengan seokar kambing yang
bersamanya, dan untaku berjalan dengan cepat, kemudian (tiba-tiba aku
bertemu) dengan Rasulullah saw. kemudian
beliau saw. bertanya, ‘Apa yang membuatumu terburu-buru?’ Aku menjawab, ‘Saya
akan melaksanakan akad pernikahan’ Rasulullah saw. bertanya lagi, ‘Dengan seorang gadis atau
janda?’ Aku menjawab, ‘dengan seorang janda,’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Kenapa kamu tidak memilih
seorang gadis agar kamu bisa bersenang-senang dengannya begitupun dia?’ Ia
berkata, ‘Maka ketika kami pergi untuk bertemu dengan isteri kami, Rasulullah saw. bersabda, ‘Tunggu sebentar, sampai kalian
masuk menemuinya di malam hari, agar dia (isteri) dapat berhias.” (HR. Bukhari no:
5079).
25. Rasulullah saw. merawat sendiri isterinya ketika ia sakit
Adalah Rasulullah saw. ketika salah seorang dari isterinya
sedang sakit, maka beliau saw. meniupkan untuknya dengan (membaca) al-mau’idzaat
(surah al ikhlash, surah al falaq dan surah an naas), kemudian ketika beliau
saw. sakit yang membuatnya wafat, maka beliau saw. meniupkan hal tersebut dan
menyapukan ke tubuhnya dengan kedua tangannya, karena kedua tangannya mempunyai
berkah yang sangat besar di bandingkan dengan kedua tanganku (Aisyah ra.). (HR.
Muslim, no: 2192).
disarikan dari rasoulallah
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload