Inilah Foto-Foto Ruang di dalam Ka'bah
9/09/2016
Pembaca
Pustama yang budiman.
Sebuah keberuntungan
bagi seseorang bisa mengunjungi dan berziarah ke Masjidil Haram, baik dengan
berhaji ataupun berumrah. Hal yang tentunya sangat istimewa adalah bisa melihat
langsung Ka’bah yang penuh berkah, terlebih jika mampu mencium hajar aswad,
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Namun pasti
tidak sedikit dari sahabat Pustama bertanya-tanya, khususnya tentang Ka’bah. Apa
sih yang ada di dalam Ka’bah? Begitulah salah satu pertanyaan yang sering terlintas
dalam pikiran kita semua.
Maka pada
kesempatan ini, Pustaka Madrasah akan menunjukkan foto-foto yang menggambarkan
barang-barang yang ada dalam Ka’bah itu sendiri. Foto ini diambil dari facebook
seorang ulama Arab, yaitu Syaikh Muhammad bin Umar
Bazmul sebagaimana dikutip kisahmuslim.
Berikut gambaran fisik Ka’bah yang ada di Masjidil Haram,
tanah penuh berkah sebagaimana difirmankan oleh Allah swt.
A. Bagian Luar
Perhatikan
gambar di bawah ini!
Bentuk
Ka’bah kira-kira segi empat, dibangun dengan batu biru yang keras. Tingginya
sampai 15 m. Panjang sisi tempat pancuran air mizab dan sisi depannya adalah
10,1 m. Panjang sisi tempat pintu Ka’bah dan belakangnya adalah 12 m. Pintu
Ka’bah setinggi 2 m dari lantai, naik dengan menggunakan tangga seperti tangga
mimbar. Saat ini, tangganya terbuat dari kayu berlapis perak yang dihadiahkan
oleh salah seorang pengusaha India ke Ka’bah. Tangga tersebut tidak diletakkan
di dekat Ka’bah kecuali jika pintu itu akan dibuka untuk kunjungan dalam
momen-momen tertentu. Tidak lebih dari 15 kali setahun.
Di
sudut sebelah kiri pintu Ka’bah, terdapat Hajar Aswad. Tingginya 1,5 m dari
atas lantai thawaf. Orang Arab menyebut sudut (rukun) Ka’bah sesuai arah kemana
rukun itu menghadap. Yang menghadap ke Utara dinamai rukun Irak. Yang menghadap
ke Barat dinamai rukun Syam. Ke Selatan rukun Yamani. Dan yang ke Timur dinamai
rukun Hajar Aswad karena Hajar Aswad berada di sudut tersebut.
Hajar
Aswad adalah sebuah batu mengkilat berbentuk oval tidak beraturan. Warnanya
hitam kemerah-merahan. Di batu itu terdapat warna merah dengan garis-garis
kuning bekas penempelan potongan-potongan Hajar Aswad yang pecah. Diameternya
kurang lebih 30 cm. dan dikelilingi dengan bingkai perak setebal 10 cm.
Pancuran
yang muncul dari atas atap di bagian tengah dinding rukun utara dan rukun barat
adalah mizab rahmah. Mizab ini dibuat oleh al-Hajjaj bin Yusuf dengan tujuan
agar air tidak tergenang di atap Ka’bah. Pada tahun 959 H, Sultan Sulaiman
al-Utsmani mengganti ujungnya dengan bahan perak. Kemudian pada tahun 1021 H,
Sultan Ahmad al-Utsmani mengganti ujungnya dengan perak berukir yang ditulis
dengan tinta biru berselang-seling emas. Pada tahun 1273 H, Sultan Abdul Majid
al-Utsmani mengirim pancuran air yang seluruhnya terbuat dari emas. Mizab atau
pancuran air itulah yang ada sampai sekarang ini.
Di
depan mizab terdapat al-hatim. Yaitu bangunan melengkung setengah lingkaran
yang kedua ujungnya berada di rukun utara dan barat dengan jarak 2,3 m. Tingginya
1 m dan tebalnya 1,5 m. Bagian ini dibeton dengan batu pualam berukir. Dan di
sepanjang bagian atas terdapat tulisan yang dipahat. Jarak dari tengah dinding
bagian dalam ke dinding Ka’bah 8,44 m. Ruang yang ada di antara keduanya
disebut Hijir Ismail. Tiga meter dari ruang ini, pada masa Nabi Ibrahim as.
termasuk bangunan Ka’bah. Ada yang menyatakan bahwa Hajar dan Ismail dimakamkan
di tempat ini.
B.
Bagian
Dalam
Berikut
adalah gambar-gambar yang menggambarkan keadaan di dalam Ka’bah. Perhatikanlah gambar-gambar
berikut dengan saksama.
Gambar di
atas adalah salah satu rukun atau sisi Ka’bah al-Musyarrfah jika dilihat dari
dalam. Tampak di bagian atas bagian kain kiswah dalam yang khusus untuk Ka’bah.
Gambar ini adalah lemari yang ada di dalam Ka’bah. Posisi lemari ini tepat
berada di depan pintu Ka’bah –jika dilihat dari bagian dalam. Di atasnya biasa
diletakkan alat pewangi dari asap kayu gaharu yang khusus untuk mengharumi
ruangan Ka’bah. Biasanya hal ini dilakukan setelah prosesi pencucian Ka’bah. Di
dalam lemari ini juga tersimpan semacam kapur pewangi yang beraroma mawar untuk
membaluri dinding Ka’bah agar tetap wangi. Hal itu juga dilakukan setelah
dinding-dinding Ka’bah dicuci dengan air zam-zam yang dicampuri dengan air
mawar.
Sedangkan
gambar ini adalah tempat shalat Rasulullah ﷺ ketika beliau memasuki Ka’bah yang mulia.
Raja-raja, gubernur-gubernur Mekah al-Mukaramah, atau tamu kerajaan selalu
shalat di tempat ini sebelum memulai prosesi pencucian Ka’bah yang mulia.
Mungkin setelahnya bisa jadi orang-orang yang turut serta dalam prosesi
pencucian Ka’bah atau masyarakat biasa ikut shalat pula di tempat ini. Kita
memohon kepada Allah termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan itu.
Ini adalah
bagian kecil di dinding Ka’bah berupa batu tertentu. Posisinya menghadap tempat
shalat Nabi ﷺ tadi. Pada batu tersebut tertulis kalimat
“laa ilaaha illallaah, Muhammad rasulullah”.
Gambar di atas adalah sebuah pintu yang terdapat di dalam Ka’bah. Pintu ini bukanlah pintu utama Ka’bah. Pintu ini dinamakan pintu taubat. Di dalam pintu tersebut terdapat tangga menuju ke atap Ka’bah.
Itu adalah
tiang yang ada di dalam Ka’bah. Jumlahnya ada tiga buah. Tiang ini terbuat dari
kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas murni. Bagian atasnya terlihat kain
kiswah bagian dalam yang berwarna hijau. Tampak juga pada gambar ini
lampu-lampu kecil, tempat pengasapan kayu gaharu, dan wadah-wadah. Benda-benda
tersebut adalah hadiah pemberian dari para khalifah, para sultan, para amir,
dan para raja sepanjang sejarah Islam untuk Ka’bah yang mulia.
Pada gambar di atas adalah 3 tiang lainnya yang berada di dalam Ka’bah. Tiga buah tiang yang terbuat dari kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas murni. Tampak pada gambar pintu masuk Ka’bah atau dikenal dengan Pintu Ka’bah. Pada gambar ini juga terlihat lemari yang berada di depan Pintu Ka’bah dan di atasnya terdapat alat untuk pengasapan kayu gaharu. Yang digunakan untuk mengharumkan ruang dalam Ka’bah.
Demikian dari Pustaka Madrasah; Media Belajar Bersama. Semoga dari foto-foto di atas menambah kecintaan kita dan rindu kita untuk berziarah kesana. Amin
Daftar
Pustaka:
–
al-Kharbuthli, Ali Husni. 2013. Sejarah Kabah. Jakarta: Turos.
Jika kesulitan untuk mendownload, silahkan baca petunjuk disini: Cara Mendownload